BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu
berinteraksi satu sama lain dengan kebutuhan
simbolisasi atau penggunaan lambang,dimana manusia adalah satu-satunya hewan
yang menggunakan lambang.[1]
Atau
bisa juga diartikan sebagai komunikasi (comunication) adalah proses sosial
dimana individu individu menggunakan simbol simbol untuk menciptakan dan
menginterpresikan makna dalam lingkungan mereka.agar mereka bisa saling
memahami,saling mengerti dan saling memahami.
manusia
menggunakan simbol,lambang untuk bisa terhubung dengan manusia lain
dari pemikiran manusia menggunakan simbol,lambang akhirnya hal tersebut
di sepakati oleh kelompok tersebut dan di gunakan sehari hari sampai
sekarang.dimana interaksi ini muncul karena teori ini merupakan
kebutuhan pokok manusia agar saling terhubung dengan manusia lain,
B.Rumusan
Masalah
1.sejarah teori interaksi simbolik
2.penjelasan teori interaksi simbolik
3.pentingnya makna bagi perilaku
manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Sejarah
Teori Interaksi Simbolik
Teori
interaksi simbolik bermula dari interaksionisme simbolik yang digagas oleh
George Herbert Mead yakni sebuah perspektif sosiologi yang dikembangkan pada
kisaran pertengahan abad 20 dan berlanjut menjadi beberapa pendekatan teoritis
yaitu aliran Chicago yang diprakarsai oleh Herbert Blumer, aliran Iowa yang
diprakarsai oleh Manford Kuhn, dan aliran Indiana yang diprakarsai oleh Sheldon
Stryker.
George
Herbert Mead menjelaskan bahwa manusia termotivasi untuk bertindak berdasarkan
pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain, benda, dan kejadian. Pemaknaan
ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan oleh manusia ketika berkomunikasi
dengan pihak lain yakni dalam konteks komunikasi antarpribadi atau komunikasi
interpersonal dan komunikasi intrapersonal atau self-talk atau dalam ranah
pemikiran pribadi mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan manusia
mengembangkan sense of self dan untuk berinteraksi dengan pihak lain dalam
suatu masyarakat.
Dalam
terminologi yang dipikirkan Mead, setiap isyarat non verbal dan pesan verbal
yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama oleh semua pihak yang terlibat
dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang
sangat penting.
Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula
perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita
dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara
membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain.
Sesuai
dengan pemikiran-pemikiran Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari interaksi
simbolik adalah :
1.
Mind (pikiran) - kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial
yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi
dengan individu lain.
2.
Self (diri pribadi) - kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari
penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme
simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan
tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya.
3.
Society (masyarakat) - hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan
dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu
tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela,
yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di
tengah masyarakatnya.
Tiga
tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik
antara lain:
1.
Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
Tema
ini berfokus pada pentingnya membentuk makna bagi perilaku manusia, dimana
dalam teori interaksi simbolik tidak bisa dilepaskan dari proses komunikasi,
karena awalnya makna itu tidak ada artinya, sampai pada akhirnya di konstruksi
secara interpretif oleh individu melalui proses interaksi, untuk menciptakan
makna yang dapat disepakati secara bersama dimana asumsi-asumsi itu adalah
sebagai berikut : Manusia, bertindak, terhadap, manusia, lainnya berdasarkan
makna yang diberikan orang lain kepada mereka, Makna diciptakan dalam interaksi
antar manusia.
2.
Pentingnya konsep mengenai diri (self concept)
Tema
ini berfokus pada pengembangan konsep diri melalui individu tersebut secara
aktif, didasarkan pada interaksi sosial dengan orang lainnya dengan cara antara
lain : Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui nteraksi dengan
orang lain, Konsep diri membentuk motif yang penting untuk perilaku Mead
seringkali menyatakan hal ini sebagai : ”The particular kind of role thinking –
imagining how we look to another person” or ”ability to see ourselves in the
reflection of another glass”.
3.
Hubungan antara individu dengan masyarakat.
Tema
ini berfokus pada dengan hubungan antara kebebasan individu dan masyarakat,
dimana norma-norma sosial membatasi perilaku tiap individunya, tapi pada
akhirnya tiap individu-lah yang menentukan pilihan yang ada dalam sosial
kemasyarakatannya. Fokus dari tema ini adalah untuk menjelaskan mengenai
keteraturan dan perubahan dalam proses sosial. Asumsi-asumsi yang berkaitan
dengan tema ini adalah : Orang dan kelompok masyarakat dipengaruhi oleh proses
budaya dan sosial, Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial.
Generasi
setelah Mead merupakan awal perkembangan interaksi simbolik dan terus
berkembang dengan pemikiran pemikiran atau teori teori baru.
B.Penjelasan Teori Interaksi Simbolik
Teori
adalah suatu konsep yang tidak hanya hasil penelitian tapi juga seperangkat
sistem yang secara logis.
Toeri juga mempunyai empat tahap
yaitu:realitas,sekumpulan prinsip prinsip,asumsi dan terdiri dari general dan
empiris.
Simbol adalah sebuah label arbitner atau
representasi daro fenomena.kata adalah sebuah simbol untuk konsep dan
benda.misalnya,kata cinta mempresentasikan sebuah ide mengenai cinta,kata kursi
mempresentasikan sebuah benda yang kita duduki.simbol biasanya telah disepakati
dalam sebuah kelompok,tetapi mungkin saja tidak di mengerti di luar lingkup
kelompok tersebut.simbol itu di bagi menjadi dua simbol konkret dan simbol
abstrak.simbol konkret(concrete simbol) adalah simbol yang membahas tentang
benda,sedangkan simbol abstrak ( abstraks simbols ) adalah simbol yang membahas
tentang sebuah ide.
Tentang
Teori Interaksi Simbolik, maka harus didefinisikan terlebih dahulu arti dari
kata interaksi dan simbolik:
interaksi adalah proses saling mempengaruhi
dalam bentuk perilaku atau kegiatan di antara anggota-anggota masyarakat, dan
definisi simbolik adalah bersifat
melambangkan sesuatu. Simbolik berasal dari bahasa Latin ‘’simbolic’us’’ dan
bahasa Yunani “symbolicos”. [2]
definisi
interaksi adalah hal yang saling melakukan aksi, berhubungan, mempengaruhi antar
hubungan. Dan definisi simbolis adalah sebagai lambang,menjadi lambang,mengenai
lambang. [3]
interaksi simbolik adalah segala hal yang
saling berhubungan dengan pembentukan makna dari suatu benda atau lambang atau
simbol, baik benda mati, maupun benda hidup, melalui proses komunikasi baik
sebagai pesan verbal maupun perilaku non verbal, dan tujuan akhirnya adalah
memaknai lambang atau simbol (objek) tersebut berdasarkan kesepakatan bersama
yang berlaku di wilayah atau kelompok komunitas masyarakat tertentu.
Prespektif
interaksi simbolik, perilaku manusia harus di pahami dari sudut pandang subyek.
Dimana teoritis interaksi simbolik ini memandang bahwa kehidupan sosial pada
dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol, (D.Mulyana,
2001: 70). Inti pada penelitian ini adalah mengungkap bagaimana cara manusia
menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang akan mereka sampaikan
dalam proses komunikasi dengan sesama.
Penggunaan
simbol yang dapat menunjukkan sebuah makna tertentu, bukanlah sebuah proses
yang interpretasi yang diadakan melalui sebuah persetujuan resmi, melainkan hasil
dari proses interaksi sosial.
C.Pentingnya Makna Bagi Perilaku Manusia
Teori
interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan melalui interaksi dan
dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga mengasumsikan bahwa bagaimana
manusia berinteraksi dengan manusia lainnya tergantung pada makna yang
diberikan oleh oleh manusia lainnya. Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi
tanpa adanya makna yang dibagikan. Kita akan mudah berkomunikasi dengan mereka
yang memiliki kesamaan bahasa dengan kita dibandingkan dengan jika kita
berkomunikasi dengan mereka yang tidak memiliki kesamaan bahasa dengan kita.
Misalnya
dalam konteks komunikasi antar budaya. Orang jawa menggunakan kata “jangan”
untuk merujuk kata “sayur”. Namun jika orang Betawi ketika sedang makan
ditawari sayur oleh orang jawa dengan menyebut “jangan” maka orang Betawi
tersebut justru merasa tidak boleh mengambil sayur tersebut. Akibatnya
komunikasi menjadi tidak efektif.
Makna
adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek,
melainkan dinegosiasikan dalam penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan
karena manusia mampu menamai segala sesuatu, bukan hanya objek fisik, tindakan
atau peristiwa ( bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan atau peristiwa
itu).(Arnold M Rose 1974:143 dalam D.Mulyana 2001:72).
Terbentuknya
makna dari sebuah simbol tak lepas karena peranan individu yang melakukan respon
terhadap simbol tersebut. Individu dalam kehidupan sosial selalu merespon
lingkungan termasuk objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku manusia)
yang kemudian memunculkan sebuah pemaknaan .
Interaksi
simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari
pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah
interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta
menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut
menetap. Seperti yang dicatat oleh Douglas (1970)dalam Ardianto (2007: 136),
Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk
makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
dimana
manusia atau individu hidup dalam suatu lingkungan yang dipenuhi oleh
simbol-simbol.Pemahaman individu terhadap simbol-simbol merupakan suatu hasil
pembelajaran dalam berinteraksi di tengah masyarakat, dengan cara
mengkomunikasikan simbol-simbol yang ada disekitar mereka.. Pada akhirnya,
proses kemampuan berkomunikasi, belajar, serta memahami suatu makna di balik
simbol-simbol yang ada, menjadi keistimewaan tersendiri bagi manusia
dibandingkan mahluk hidup lainnya (binatang). Kemampuan manusia inilah yang
menjadi pokok perhatian dari analisis sosiologi dari teori interaksi
simbolik.
Ciri
khas dari teori interaksi simbolik terletak pada penekanan manusia dalam proses
saling menterjemahkanmflh, dan saling mendefinisikan tindakannya, tidak dibuat
secara langsung tetapi didasari pada pemahaman makna yang diberikan terhadap
tindakan orang lain melalui penggunaan simbol-simbol, interpretasi, dan pada
akhirnya tiap individu tersebut akan berusaha saling memahami maksud dan
tindakan masing-masing, untuk mencapai kesepakatan bersama
Daftar Pustaka
Susanne K. Langer.” Buku Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar”
(Mulyana. 2008: 92)
Effendy.”kamus komunikasi”
1989: 184